21 Oktober 2008

Hunting Pembantu...

Cari Pembantu, Problem yang tak Sepele

Mencari pembantu yang pintar bekerja di rumah, memang bukan hal yang tertalu sulit. Tetapi mencari pembantu yang bersikap baik, jelas membutuhkan kejelian tersendiri. Apalagi jika mencari pembantu yang tidak mendatangkan kecemburuan, tambah jeli kita memilihnya. Sebab, jika salah pilih, bukan mustahil kita akan selalu dilanda rasa waswas, khawatir dan cemburu.

Banyak kasus atau skandal seks yang dilakukan oleh majikan pria dengan pembantu wanitanya, hanya karena pembantunya itu memang berbakat menjadi "wanita penggoda". Misalnya, setiap hari selalu mengenakan rok mini, wajah dipoles bedak dan bibirnya memakai lipstik. Pembantu yang demikian jelas lebih tepat menjadi "wanita penggoda" daripada bekerja di dapur atau mengepel lantai. Maka, apabila suatu keluarga memilih pembantu yang demikian, jangan menyesal jika sang suami kelak terlibat skandal dalam "orang ketiga yang ada di rumah sendiri".

Harus diingat, bahwa laki-laki cenderung mudah tertarik dengan lawan jenisnya yang tampil menggoda, walaupun itu pembantunya. Maka jika ada majikan pria "jatuh cinta" dengan pembantunya yang tampil menggoda, adalah wajar-wajar saja.

Tua dan Muda

Memilih pembantu rumah tangga memang bukan problem ringan atau bisa dianggap sepele. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Satu hal yang harus diutamakan adalah masalah sikap dan kondisi fisiknya.

Agar kita tidak terlalu sulit memilih pembantu yang baik, sebaiknya pilih yang usianya sudah agak tua. Misalnya sekitar 40 tahun. Akan lebih baik lagi jika pembantu yang agak tua tersebut sudah berpengalaman menjadi pembantu. Sebab, dengan usia yang sudah "matang" tersebut, dan ditambah pengalaman yang cukup, kita tidak perlu mendiktenya, atau mencemburuinya.

Biasanya, pembantu yang sudah agak tua, akan bisa menguasai urusan rumah tangga. Dalam hal ini, pembantu tersebut sudah pintar memasak, membersihkan rumah, mencuci dan lain sebagainya. Ada satu hal yang juga menyenangkan kita, misalnya pembantu tersebut tidak banyak tingkah, seperti mengenakan pakaian norak, memakai bedak berlebihan, dan lain sebagainya.

Dengan kondisi tubuh yang agak tua, jelas pembantu akan "kurang menarik", khususnya bagi seorang suami dalam suatu keluarga atau rumah tangga. Maka seorang istri tak perlu merasa waswas sekalipun suami berada di rumah hanya bersama pembantu. Kalau ternyata suami masih juga terlibat skandal dengan pembantu yang agak tua, maka kita tidak perlu menyalahkan pembantu, melainkan kita harus menyalahkan suami. Sebab, suami yang demikian, agaknya memang amat "rakus" yang berbakat menjadi "tukang sikat".

Tetapi dalam praktiknya, sangat jarang ada kasus majikan terlibat affair dengan pembantunya yang sudah agak tua. Yang serin terjadi, justru banyak majikan pria yang "merasa kasihan" kepada pembantu yang sudah agak tua. Misalnya seorang suami merasa kasihan kepada pembantu yang sudah agak tua sehingga suami tersebut selalu memanggilnya dengan sebutan "bibi" atau "mbok". Bahkan suami akan menganggapnya sebagai anggota keluarga sendiri terhadap pembantu yang sudah agak tua itu.

Lantas, bagaimana jika kita memilih pembantu yang berusia muda? Kita harus memperhatikan segi-segi karakter dan latar belakangnya -- menyangkut asal-usulnya, pendidikannya. Dalam hal ini kita harus melakukan wawancara serius untuk memahami sikap serta karakternya. Dengan mengajaknya berdialog mengenai banyak hal, ini akan dapat membuat kita bisa mengenalnya.

Untuk mengetahui latar belakangnya, kita harus menanyakan asal-usulnya, meminta KTP atau "surat jalan" yang dibawanya dari desa). Kita pun harus mengetahui tingkat pendidikannya, dengan jalan menanyakan ijazah atau surat dari sekolah yang dibawanya. Agar kita lebih mantap dan tidak curiga yang bukan-bukan, sebaiknya kita menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah atau desanya. Kalau kita sudah mengenal orangtuanya, maka dia (pembantu yang berusia muda tersebut) akan berhati-hati di rumah kita. Bahkan, hubungan kita dengan dia bisa seperti "bersaudara".

Menjaga Wibawa

Setiap tuan rumah tentu berharap bisa berwibawa di depan pembantunya -- khususnya pembantu yang berusia muda. Nah, kewibawaan memang penting, agar kita bisa dihormati, disegani dan ditakuti. Dalam hal ini, kita harus mampu bersikap bijaksana kepada pembantu. Janganlah kita terlalu otoriter atau meremehkannya. Justru jika pembantu itu diperlakukan sedikit hormat, seperti membiarkannya duduk di kursi saat makan bersama kita, maka dia akan selalu bersikap baik di rumah walaupun kita sedang tak di rumah. Sebaliknya, jika kita terlalu meremehkannya, kemungkinan pembantu akan bersikap "mendua" terhadap kita. Di depan kita dia hormat, di belakang kita dia mengumpat-umpat.

Nah, pembantu adalah seorang manusia biasa sebagaimana anggota keluarga kita. Dia akan tulus hormat, segan dan takut kepada kita jika kita selalu bersikap baik kepadanya.

sumber : http://www.balipost.co.id

1 komentar:

  1. pak indra, mang susah-susah-mudah cari pembantu yang fit ma kita...jangan kan saya yang belum ada anak...which is still so simple and easy works aja pada kabur2an...gmn yang udah ada anak, apalagi anak kecil...pembantu itu kalo dibaikin salah, dikasarin salah, jadi serba salah...;p

    peace, pak!!!
    Bu Agus

    BalasHapus